Kamis, 19 Juni 2014

Diorama yang Aku Tempelkan

sudah dua hari aku berjalan dalam apa yg telah aku pilih karna Tuhan buktikan janji-Nya tentang akan memberikan apa yg aku butuhkan bukan apa yg aku inginkan. sekarang aku akan bersajak lagi tentang apa itu hidup dan apa fungsi dari bernafas , membangun hidup baru dengan kota baru dan menemui orang" baru yg tak aku kenal sebelum'y , menerjemahkan apa" yg sulit diterjemahkan . dan memulai pencarian atas apa yg aku inginkan, seperti sibuta yg telah bisa melihat , dunia itu luas , dan banyak elemen" d'dalam'y karna pencipta semesta punya kuasa atas segalanya , termasuk aku dan diriku ,

        harapan demi harapaan mencuat ke permukaan saat beberapa teoremaku mulai aku pakai lagi setelah aku lipat rapi dalam lemari yg kuncinya sempat aku tenggelamkan dalam kubangan kecil di dekat rumah yg tak berpintu dan tak berjendela , dan di dalamnya ada seorang penyair yg pura-pura merdeka , inilah yg aku namakan sebuah kebebasan yg mawas , ada bebrapa orang yg jadi penguat m dan ada sedikit orang yg hampir saja melengserkan mimpi" yg sebelum'y masih berumur muda untuk aku wujudkan , berlaku terbaik dalam doa dan berjujurdiri , apa yg telah terjadi dengan hidupku dibelakang akan aku jadikan diorama dan aku tempel pada dinding" langit yg tujuanya agar dapat aku lihat" saat aku menengadaha lama kelangit , belajar dari dioramaa itu saat ada pelajaran yg sulit aku kerjakan untuk di laporkan besok paginya untuk Tuhan koreksi dan dinilai, rapornya nanti aku terima di jauh hari didepan , dan malamnya aku didongengkan oleh ibuku tentang Monalisa yg berhenti tersenyum sebab ia bukan Tuhan,tak bisa membunuh kesedihan ,

                 sepasang mata ini tau untuk siapaaku berdo'a dan untuk siapa aku meneteskan airmata,




:: aku punya satu jalan yg takseorangpun tau tentang itu (ananda A M )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar